Heboh! 4 Pulau Diperebutkan Aceh dan Sumut, Netizen Sampai Ikutan Pusing

by -430 Views

Jadi gini, belakangan ini jagat maya dan dunia politik lagi rame banget gara-gara ada empat pulau di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara yang katanya lagi diperebutkan. Pulau-pulau itu awalnya dikelola Aceh, tapi terus di data administrasi terbaru malah masuk wilayah Sumut. Lah, bingung kan?

Warga Aceh langsung angkat suara. Mereka ngerasa kayak wilayahnya “dicatut” gitu. Di sisi lain, pihak Sumut juga ngotot kalau data yang mereka pegang udah sah. Wah, makin ribet deh!

Yang bikin makin panas, kabarnya Pak Presiden, Prabowo Subianto, juga ikut nimbrung buat cari jalan tengah. Pemerintah pusat akhirnya minta BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan Kemendagri buat cek ulang data dan batas wilayahnya. Jangan sampe salah-salah klaim, ya kan?

Di medsos, netizen pada ngegas:

  • “Jangan rebutan pulau dong, ntar beneran ilang!”

  • “Kita butuh sinyal, bukan debat soal pulau…”

Pokoknya, drama empat pulau ini jadi trending karena nyentil soal identitas, wilayah, dan administrasi pemerintahan. Semoga aja cepet kelar ya, biar nggak makin gaduh

Masalah ini sebenernya udah lama ada, tapi baru meledak lagi setelah muncul peta digital terbaru yang nunjukin empat pulau tadi masuk wilayah Sumut. Warga Aceh langsung protes, soalnya mereka ngerasa udah puluhan tahun tinggal dan ngelola wilayah itu. Dari mulai hasil laut, kebun kelapa, sampai urusan adat, semuanya masih pakai aturan dan gaya Aceh. Jadi, pas tiba-tiba dipindah ke administrasi lain, ya jelas aja kaget.

Lucunya, gara-gara kejadian ini, warga di sana juga bingung soal administrasi. Ada yang bilang, “Nih KTP gue Aceh, tapi sekarang alamatnya masuk Sumut?” Belum lagi urusan surat tanah, sekolah, dan layanan publik, bisa makin ribet kalau nggak segera diberesin. Pemerintah diminta gercep, biar warga nggak jadi korban tarik-ulur kepentingan.

Baca juga  Jalur Ujian Mandiri UNDIP 2025: Kesempatan Terakhir Masuk UNDIP, Jangan Ketinggalan!

Buat sebagian orang, ini mungkin cuma urusan peta doang. Tapi buat warga di lapangan, ini soal identitas, sejarah, dan rasa memiliki. Makanya mereka berharap, pemerintah pusat jangan cuma ngelihat dari atas meja, tapi juga harus turun langsung ngobrol sama masyarakat. Karena kadang, solusi terbaik datang bukan dari debat, tapi dari duduk bareng sambil ngopi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.